Oleh: Kadarisman, Ketua Lembaga Hikmah & Kebijakan Publik Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tabalong
Satu karunia besar Allah SWT untuk orang-orang beriman adalah ketika berjumpa bulan Ramadhan. Ramadhan tidak saja memberi makna spiritualitas, tetapi juga secara material fisik. Ramadhan tidak semata tentang vertikalitas kepada Tuhan, tetapi juga horizontalitas kepada insan. Kualitas hubungan manusia dengan Tuhan pasti meningkatkan kualitas hubungan dirinya dengan manusia lainnya.
Kebaikan Ramadhan bukan sekadar akhirat di masa nanti, tetapi juga menggaransi kebaikan dunia di masa sekarang. Jadi bulan penuh rahmat tersebut laksana kepompong tempat dimana kebahagiaan, kesehatan, ketenangan dan ketentraman disatupadukan. Ketika kepompong Ramadahn berakhir lahirlah pribadi dengan spirit yang baru, indah dan memesona.
Jiwa dan diri yang memesona adalah aura kebatinan yang terpancar dari dalam diri yang telah kaffah dalam merefleksi diri sebulan penuh. Pesonanya terpancar dari mulianya akhlak kepada Tuhan, juga semakin mulianya orang lain dalam perlakukannya. Setiap pandang mata dan ucapan lisannya kepada orang lain seteduh dan sesyahdu rintihan doanya kepada Tuhan.
Itulah yang kemudian mewujdukan manusia menjadi Raufur Rahim, belas kasih. Sifat Arrahman Arrahim Tuhan menjadi aktualisasi dalam ucapan dan perbuatan. Dengan demikian, bulan penuh ampunan itu betul – betul mampu membawa keteduhan bagi setiap makhluk Tuhan di sekitarnya, seingga tak seorang pun hamba Tuhan merasa terancam atau tersakiti oleh orang yang khatam Ramadhan.
Bulan puasa sejatinya rumah beta endorphin bagi siapapun yang menjalaninya karena panggilan iman. Beta endorphin merupakan hormon kebahagiaan. Jika otak manusia berada dalam kondisi spiritual yang bertumbuh karena keintimannya dengan Tuhan, maka efeknya adalah ketenangan, tenteram dan damai. Kondisi itu tercipta dari efek otak melepaskan hormon kebahagian dengan takaran yang tepat.
Menurut Dr Shigeo Haruyamu dalam buku The Miracle of Endorphin, hormon kebahagian memiliki peran penting dalam keseimbangan dan menjaga kesehatan fisik dan mental. Para ahli pengobatan timur di Jepang menilai hormon ini menjadi modal sebagai obat paling penting, yakni mencegah sakit atau mibyo.
Beta endorphin tidak saja dapat menangkal stress dan tekanan hidup tetapi juga mampu menumbuhkan sel – sel baru. Hormon ini akan bereaksi diketika seseorang berada dalam kondisi gelombang otak alfa, perasaan hati yang tenteram dan damai serta pikiran yang positif. Kondisi demikian menjadi hadiah langsung dari Tuhan bagi orang – orang yang masuk ke dalam Ramadhan dengan kaffah.
Dengan berpuasa Ramadhan seseorang akan kembali ke fitrahnya yang sehat, fitrahnya yang damai, bahagia dan sukses dalam kehidupan, yakni hidup yang menjadi manfaat buat makhluk Tuhan lainnya. Pada akhirnya, Ramadhan adalah rumah batatamba yang powerful*