Pelaihari, kontrasX.com – Desa Ranggang di Kabupaten Tanah Laut (Tala) Kalimantan Selatan merupakan desa sentra pengerajin arang terkenal. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai pengerajin arang sejak zaman penjajahan Jepang dulu. Konon mereka bisa membuat arang karena diajari oleh penjajah Jepang pada masa itu.
Proses pembuatan arang dilakukan pada tungku raksasa terbuat dari tanah liat. Bangunan tungku raksasa menyerupai bentuk keong ini berisi belasan kubik kayu untuk diolah menjadi arang.
Proses pembakaran tidak sempurna yang terjadi di dalam tungku raksasa ini yang mampu mengubah kayu menjadi arang. Suhu pembakaran di dalamnya mencapai lebih dari 500 derajat celcius.
Namun dari proses tersebut menghasilkan limbah arang berupa serbuk arang. Karena yang laku dijual sebagai produk arang adalah arang yang berbentuk bongkahan. Sedangkan yang sudah hancur berbentuk serbuk atau serpihan, menjadi limbah dan tidak laku dijual.
Mellihat limbah arang yang berlimpah di Desa Ranggang menjadi sumber inspirasi bagi Anton Kuswoyo untuk memanfaatkannya.
Anton yang juga ketua DPD LDII kabupaten Tanah Laut ini pun melakukan riset kecil-kecilan. Limbah arang ini ia olah menjadi pupuk organik, dikombinasikan dengan pupuk kandang. Setelah diolah secara fermentasi, maka limbah arang pun menjadi pupuk organik.
Bahkan pupuk organik hasil olahannya ini sudah ia uji coba pada tanaman di lahan pascatambang batubara. Hasilnya pun cukup menggembirakan.
Tidak hanya diuji coba, bahkan pupuk organik hasil olahannya ini juga sudah dipesan secara rutin oleh salah satu perusahaan pertambangan untuk reklamasi lahan pascatambang batubara di daerahnya.
Hasil karya pria yang kesehariannya sebagai Dosen di Poltek Tanah Laut ini pun mendapatkan penghargaan sebagai nominasi 5 terbaik Fertinnovation Challenge yang diberikan oleh PT Pupuk Indonesia (Persero). Bahkan karyanya ini merupakan satu-satunya dari Regional Kalimantan yang berhasil mendapatkan penghargaan dari perusahaan BUMN tersebut. Anton pun mendapat insentif sebesar 5 juta rupiah.
Namun bagi Anton, yang terpenting bukanlah mendapatkan penghargaan. Tetapi manfaat dari pupuk organik berbahan limbah arang inilah yang jauh lebih penting.
Apalagi saat ini harga pupuk kimia sangat mahal, maka pupuk organik ini menjadi solusi terbaik untuk menyuburkan tanah.
Anton menjelaskan bahwa dengan pupuk organik, tidak hanya bermanfaat untuk menyuburkan tanaman, tetapi juga berperan penting memperbaiki tanah. Sehingga dengan penggunaan pupuk organik, berarti juga turut menjaga kelestarian alam. (Kus)