TANJUNG, kontrasx.com – Gelaran Aksara Pahuluan kembali dilaksanakan di kedai langit Tabalong, kemarin.
Kali ini, wadah kreatifitas seni itu turut diikuti sejumlah pelajar, mahasiswa hingga guru dan orangtua murid di Tabalong.
Kegiatan tersebut dibuka dengan pagelaran sastra yang dipersembahkan oleh anak didik sanggar langit Tabalong.
Salah satu Pendiri Aksara Barito, Ali Syamsudin Arsi menyampaikan kali ini pihaknya memberikan pemahaman tentang pentingnya menulis.
“Poinnya motivasi menulis, bahwa dengan tulisan dan proses menulis itu menuju ke arah pencerdasan” ucapnya.
Ali menuturkan tak hanya itu, pihaknya juga menyampaikan peran guru dan orangtua dalam mendongeng.
“Guru orangtua sangat berperan, terutama untuk mendongeng, kalau ibu-ibunya mahir mendongeng atau jadi pendongeng di rumahnya luar biasa itu” tuturnya.
Ia menerangkan dalam pelaksanaan kegiatan pihaknya mengedepankan sharing pengetahuan dan pengalaman.
“Kita lebih kepada sharing saja, tujuannya untuk menemukan peta berkesenian dan kebudayaan khususnya di sastra. Hal tersebut sangat bermanfaat, tinggal mendorong pihak guru, sanggar dan komunitas juga” terangnya.
Ia berharap kegiatan Aksara Pahuluan bisa menjangkau sekolah di Tabalong.
“(Kita) mengajak guru supaya kegiatan ini bisa pindah ke sekolah, mudah-mudahan bisa disambut baik. Aksara Pahuluan tidak bertumpu pada satu tempat bisa berpindah-pindah daerah sampai ke sekolah” harap Ali.
Menimpali Ali, Budi Kurniawan yang juga bagian dari Aksara Barito menyampaikan menulis bisa dilakukan rutin dengan menyesuaikan perkembangan jaman.
“Kita bisa bergeser dari teks ke visual sehingga motivasi sastra itu tetap terjaga, gunakan platfrom media yang banyak ini sesuai keadaan jaman. Jangan mengeluh konten (saat ini) buruk tapi kita tidak buat apa-apa harusnya di lawan dengan kita yang bikin (konten)” ujarnya.
Budi menyebut hal ini bisa dilakukan melalui berbagai lomba tentang kampanye sederhana.
“Seperti aku dan pohon, atau aku dan Tabalong, jadi literasi itu dilakukan dengan cara baru tidak meninggalkan yang lama, tapi ada hal baru sesuai jaman mereka (generasi muda)” sebutnya.
Terkait kegiatan ini, bisa membantu menciptakan regenerasi seniman dan diharapkan bisa masuk ke sekolah di Tabalong.
“Kalau proses karyanya tidak dimulai di hulu (memproduksi orang-orang, memberikan pembekalan) kita akan kehilangan banyak hal termasuk regenerasi penyair-penyair dan penulis. Makanya kita ingin kenapa tidak di coba di sekolah dan dimanapun, karena itu nanti akan berdampaknya ke hilir (panggung/tampilan) sekian tahun kemudian” harapnya.
“Marilah berpikir hulunya jangan berpikir ke hilir. Hulunya ini siapa yang mengurusi kalau bukan kita-kita, sekolah dan generasi yang lebih muda itu sebenarnya poin kita” timpal Budi.
Sementara itu, Ketua Sanggar Langit Tabalong, Lilis Marta Diana akan menjembatani Aksara Pahuluan bisa ke sekolah-sekolah.
“Iya, ini inisiasi kami dan Ali untuk nantinya sastra ini tidak sekedar ada di tempat-tempat yang sudah ditentukan tetapi juga di sekolah dan (tempat) lainnya” pungkasnya. (Can)