Tanjung, kontrasX.com – Harga jual komoditas karet di Tabalong terus merosot, hal tersebut berdampak pada perekonomian petani yang kian terpuruk.
Harga jual pada minggu ini misalnya berada dikisaran Rp 7.000 sampai Rp 8.000 per kilogram.
“Yang membuat petani karet seperti kami semakin tidak berdaya selain harga yang tidak kunjung naik ditambah penyakit gugur daun membuat produksi karet kami turun drastis” cetus Kaderi (51) warga desa Kapar, Selasa (8/8).
Menurutnya penaykit gugur daun menjadi pukulan terberat bagi petani karet selain harga yang tak kunjung naik.
Kaderi yang memiliki satu hektar kebun karet dalam kondisi normal satu minggu mampu menghasilkan 50 kilogram karet.
“Sejak penyakit gugur daun produksi kami turun drastic dalam satu minggu paling banyak 20 kilogram saja” ujarnya sedih.
Ironisnya sampai saat ini belum ada yang mampu mengatasi penyakit gugur daun ini, petani akhirnya hanya pasrah saja.
“Sebenarnya harga delapan ribu perkilogram masih masuk saja hitungan petani kalau produksi getahnya normal seperti dulu” ujarnya lagi.
Data dari dinas perkebunan Tabalong luas kebun karet mencapai 69.035 hektare. Produksi karet di Tabalong mulai turun sejak tahun 2021 yang lalu.
Tahun 2021 produksi karet Tabalong sebesar 57,450,14 ton, jumlah ini jauh menurun dibandingkan produksi karet tahun 2020 yang mencapai 62,131,08 ton. (na)