TANJUNG, kontrasx.com – Beranjak dari hobi, Tuti Hardianti kini menggeluti usaha membuat busana dirumah pribadinya di Komplek Pondok Indah Permai, RT 9 nomor 7i blok permai 9, Tanta Hulu, Kecamatan Tanta.
Perempuan yang sehari-harinya menjadi pendidik di SMAN 2 Tanjung ini membuat busana hingga mendapat cuan dari hobinya tersebut.
Tuti menuturkan kesukaannya terhadap membuat busana tersebut dimulai dari membuat baju sendiri.
“Ini karena suka fashion, suka bikin-bikin baju yang sesuai dengan keinginan. Kadang-kadang kalau membeli itu tidak sesuai ukuran ataupun desainnya, jadi dari situ awal mulanya” tuturnya kepada kontrasx.com, Sabtu (5/10).
Selain kesukaannya terhadap dunia fashion, ketelatenan terhadap hobinya tersebut juga terpengaruh dari orangtuanya.
“Alhamdulillah keahlian ini diperoleh dari orangtua, kebetulan ibu saya senang juga bikin-bikin baju jadi otodidak saja. Jadi tidak pernah sekolah desainer, tidak pernah sekolah menjahit cuma karena sering melihat ibu bikin-bikin akhirnya bisa sendiri” ujarnya.
Sejak menggunakan busana buatan sendiri itu, mulai banyak yang tertarik untuk dibuatkan olehnya.

“Ternyata dari pemakaian sendiri banyak yang suka, karena banyak yang suka coba-cobalah bikin usaha mulai tahun 2019 sampai sekarang” jelas perempuan berusia 32 tahun tersebut.
Tuti menyampaikan ia melayani pembuatan busana baik perempuan maupun pria.
“Sebenarnya bisa pria dan perempuan juga, tetapi kebanyakannya disini perempuan karena kebanyakan yang membuat gaun” ucapnya.
Pembuatan busana bisa dikerjakan seperti gaun, pakaian syar’i hingga baju pengantin.
“Usaha pembuatan baju ini dengan proses, ukuran dan desain sesuai pesanan, untuk bahan lengkap kami sediakan” ujarnya.
Terkait budget pembuatan busana bervariasi tergantung kerumitannya.
“Untuk harga standar Rp 1 juta keatas, kalau banyak (hiasan) bordiran dan payet-payet itu Rp 2 juta sampai 2,7 juta” bebernya.
Proses pembuatan busana ini ia kerjakan seorang diri namun terkadang dibantu orangtua.
“Semuanya dikerjakan sendiri, kecuali waktu pesanannya mepet bisa minta bantu ibu saya. Karena pekerjaan sambil mengajar jadi dalam sebulan mampu mengerjakan 2 baju” ucapnya.
Selama membuka usaha dengan nama Tuti HRD, tak hanya dari Tabalong pesanan juga ia terima dari luar daerah bahkan dari luar pulau Kalimantan.
“Dari Amuntai ada, dari Jawa juga pernah. Dalam daerah (Tabalong) juga ada tapi karena baru merintis pelanggan kami itu belum banyak” kata Tuti.
Sebagai penjahit busana ia juga tak luput dari pasang surut penjualan apalagi saat pandemi Covid-19 melanda.
“Pernah ada kendala kemarin waktu Covid-19, kami sempat pembuatannya dari pesanan yang lumayan sebulan itu biasanya ada 3 sampai 4 lembar baju menurun jadi satu sampai akhirnya tidak ada pesanan” ujarnya.
“Akhirnya kami istirahat sebentar dan mulai lagi ini di tahun 2023 merintisnya” timpalnya.
Tuti mengatakan bagi yang berminat membuat busana bisa menghubunginya atau datang langsung ke rumahnya di Komplek Pondok Indah Permai, RT 9 nomor 7i blok permai 9, Tanta Hulu, Kecamatan Tanta.
“Kalau mau bikin baju di sini sangat mudah sekali bisa hubungi melalui nomor WhatsApp saya 0852 5160 0202 atau langsung datang ke rumah saya” katanya.
“Nanti bisa lihat-lihat dulu hasil pekerjaan kami, kalau sudah melihat jadi gampang memilih jadi bisa desain sendiri atau kami desainkan juga bisa” timpalnya.
Ia menambahkan apabila pelanggan tidak bisa ke rumah, pesanan bisa dilayani via WhatsApp pribadinya.
“Bisa lewat WhatsApp bisa kirim foto, keterangan bahan, ukurannya, contohnya seperti apa bisa saja. Kalau tanpa kesini juga bisa yang penting saling percaya dan saat pembuatan DP dulu paling tidak 50 persen” tandas Tuti. (Can)