TANJUNG, kontrasx.com – Si Dara Merona jadi salah satu inovasi Puskesmas Banua Lawas dalam menanggulangi dampak anemia pada remaja putri.
Aksi Duta Remaja Dalam Program Pencegehan Anemia atau Si Dara Merona merupakan inovasi yang digagas Ida Yanti, sehari-hari bertugas sebagai perawat di Puskesmas Banua Lawas.
Inovasi ini mampu menanggulangi masalah anemia pada remaja di wilayah Banua Lawas.
Tahun 2022, data skrining Hb remaja putri baik di sekolah dan di desa wilayah Puskesmas Banua Lawas didapatkan remaja putri yang mengalami anemia sebanyak 37 orang dari 122 orang remaja putri yang diperiksa Hbnya atau sekitar 30,33% remaja putri mengalami anemia.
Sedangkan data posyandu remaja pada tahun 2022 diperoleh hasil dari 193 remaja putri yang diperiksa Hbnya terdapat 55 orang atau sekitar 28,50 persen yang mengalami anemia.
Setelah adanya inovasi Si Dara Merona, terdapat penurunan jumlah remaja putri yang terkena anemia.Ida menyampaikan dari hasil penjaringan kesehatan disekolah tahun 2023 dari 139 siswi yang diperiksa Hbnya terdapat 33 remaja putri yang mengalami anemia atau 23,74 persen.
“Artinya ada penurunan persentase sekitar 6,59 persen dari tahun 2023. Sedangkan hasil pemeriksaan di posyandu remaja pada tahun 2023 diperoleh hasil dari 287 remaja putri yang diperiksa Hb terdapat 63 orang yang mengalami anemia atau sekitar 21,95 persen yang juga menunjukan adanya penurunan persentase 6,55 persen dibanding tahun 2022” ujarnya, Kamis (22/8).
Selain penurunan jumlah penderita, cakupan minum tablet tambah darah (TTD) juga meningkat tidak hanya disekolah tapi dengan aktifnya posyandu juga meningkatkan di tingkat desa.
“Selain itu, sudah ada dukungan dari pemerintah desa dalam upaya penanganan dan pencegahan anemia remaja dengan memberikan anggaran dana untuk kegiatan skrining kesehatan remaja di desa dan pemberian makanan tambahan (PMT)” ucapnya.
“Inovasi ini dapat menjadi salah satu solusi penanganan dalam mengurangi kejadian anemia pada remaja putri” timpalnya.
Ia juga menuturkan inovasi ini juga meningkatkan jumlah duta remaja anemia.
“Dimana sudah terdapat 85 orang yang menjadi duta remaja yang terbagi 45 orang di sekolah dan 40 orang di desa. Cakupan pemberian informasi juga meningkat baik secara langsung maupun melalui media sosial” tuturnya.
Ida menambahkan inovasi Si Dara Merona diharapkan mampu mengurangi angka kejadian anemia remaja di wilayah kerja Puskesmas Banua Lawas.
Diketahui, angka kejadian anemia pada wanita usia produktif (15-49 tahun) secara global pada tahun 2021 adalah sebesar 29,9 persen (WHO,2021). Di Indonesia, prevalensi kejadian anemia terbilang cukup tinggi, menurut Kemenkes RI bahwa angka prevalensi anemia pada remaja usia 15-24 tahun sebesar 32 persen, artinya diperkirakan sebanyak 3-4 remaja dari total 10 remaja menderita anemia dari tingkat ringan sampai berat.
Sedangkan di Kalimantan Selatan sendiri prevalensi anemia yang terjadi pada remaja putri adalah 42,45 persen (Dinkes Provinsi Kalsel, 2019). (Can)