Tanjung, kontrasX.com – Harga kebutuhan pangan di Tabalong yang tak kunjung turun membuat lesunya jual beli di pasar tradisional.
Beberapa pedagang kebutuhan pangan mengeluhkan hal tersebut karena terus menurunnya daya beli masyarakat.
Pedagang ayam potong misalnya mereka mengalmai penurunan omzet sebab sejak bulan Ramadhan lalu harga ayam potong yang mengalami kenaikan terus bertahan hingga kini.
“Mulai bulan puasa tadi harga ayam gak turun-turun bahkan sempat harganya mencapai hampir Rp 40.000 perkilo” ujar salah seorang pedagang ayam potong di pasar Kapar Murung Pudak, Jumat (23/6).
Ia menjual ayam ukuran sedang satu ekornya sekarang Rp. 45.000 padahal menurutnya sebelum mengalami kenaikan harganya sekitar Rp 35.000 saja.
Akibatnya dengan harga ayam potong yang cukup tinggi omzetnya turun sampai 40 persen lebih.
“Sering tidak habis padahal kita sudah mengurangi jumlah dagangan tapi karena pembeli menahan tidak membeli jadi omzet kita turun” ujarnya dengan lesu.
Hal serupa juga dirasakan pedagang telur ayam yang mengalami penurunan omzet karena masih mahalnya harga telur.
“Sekarang harga telur mencapai Rp 31.000 per kilogramnya padahal sebelum bulan puasa berkisar Rp 25 .000” tutur pedagang telur di pasar Kapar.
Kenaikan harga daging ayam potong dan telur ayam menurut Kabid Perdagangan dan Kemetrologian Diskop-UKM-Perindag Tabalong Noviana Eredha disebabkan harga pakan yang mengalami kenaikan.
“Saat ini harga pakannya masih tinggi, makanya harga telur sama ayamnya masih belum turun” ucapnya di Tanjung.
Diskop-UKM-Perindag sendiri sudah sering menggelar pasar murah bekerja sama dengan pemerintah provinsi untuk menekan laju inflasi.
Namun ternyata masih belum mampu menurunkan beberapa harga pakan di Tabalong. (X01)