Kotabaru, kontrasx.com – Banyak cara yang dilakukan untuk momen upacara HUT Republik Indonesia ke 79. Berbeda dari pengibaran pada umumnya, Marine Diving Club Fakultas Perikanan dan ilmu Kelautan Universitas Lambung Mangkurat (MDC FPIK-ULM) bersama PT. Cipta Kridatama (PT. CK) melaksanakan pengibaran bendera merah putih di bawah air.
Lokasi pengibaran bendera dilakukan di perairan Desa Teluk Tamiang, Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar, Kabupaten Kotabaru.
Dalam kegiatan tersebut, area upacara bawah air terletak pada kedalaman 6 meter.
Ketua Umum dan Ketua Pelaksana, Dina Lorenda Alya menyampaikan upacara di bawah air dilaksanakan untuk mengingatkan sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia yang tidak terlepas dari perjuangan mempersatukan kepulauan Nusantara.
“Kegiatan ini sebagai momentum untuk mengingat bagian sejarah dan budaya yang harus kita lestarikan” ucapnya, baru-baru ini.
Selain melaksanakan upacara di bawah laut, pihaknya juga melakukan transplantasi karang sebagai salah satu teknik rehabilitasi lingkungan laut atau salah satu langkah usaha untuk melestarikan kekayaan alam berupa biota laut yang hidup di sekitar terumbu karang.
“Hal ini penting dilakukan agar pertumbuhan rumpun terumbu karang di suatu wilayah berjalan lebih cepat, tujuannya agar ekosistem perairan laut di suatu area dapat kembali pulih dan tidak terancam hilang” terang Dina.
Sementara itu, perwakilan dari PT CK, Aditya Darmawan mmenyambut positif kegiatan yang digelar bersama MDC FPIK-ULM.
Selain kegiatan pengibaran bawah air untuk mengingatkan sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia, kegiatan transplantasi karang merupakan hal positif untuk alternatif utama dalam penyedia lahan dan tempat budidaya berbagai hasil laut.
“Selain itu, terumbu karang juga bermanfaat sebagai kawasan rekreasi bawah laut yang berperan besar dalam menyediakan sarana penelitian dan pendidikan” beber Aditya.
Menurutnya, fungsi dari terumbu karang paling besar ditemukan dari aspek ekologis, dimana terumbu karang berperan sebagai pelindung pantai untuk pemecah ombak, bahan baku obat-obatan, tempat hidup dan perlindungan biota bawah laut, dan lain sebagainya.
Dikesempatan yang sama, pembina MDC FPIK-ULM, Nursalam menambahkan guna mengoptimalkan pengelolaan transplantasi karang dengan baik, MDC FPIKULM akan mengadakan pelatihan-pelatihan untuk mengajak para penyelam profesional lebih mengenal, memahami dan ikut melestarikan kekayaan alam khususnya di bawah air.
“Kami mengundang para komunitas selam dan stake holder lainnya serta pemerintah dari tingkat pusat hingga kabupaten/kota sebagai penyusun kebijakan dan fasilitator yang akan bergerak bersama masyarakat khususnya pecinta dan profesional di bidang bawah air untuk menjadikan lokasi tersebut sebagai pengembangan destinasi wisata serta lokasi penelitian” pungkasnya. (Rel/can)