TANJUNG, kontrasx.com – Bidang Pariwisata pada Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Tabalong merupakan salah satu bagian yang “mengampu dan mengayomi” persoalan Kepariwisataan di Bumi Saraba Kawa.
Sayangnya, bidang Pariwisata ini tidak didukung keberadaan sumber daya manusia, termasuk sarana pendukung operasional.
Hal tersebut diakui Kepala Bidang Pariwisata Disporapar Tabalong, Dr. Katharina Dike Sovia Luci, S.Pd, M.Hum.
“Di bidang ini cuman ada 2 orang, saya sebagai Kabid dan satu orang staf” bebernya pada kontrasx.com, Kamis (12/9) siang diruang kerjanya.
Katharina mengungkapkan kalau bidangnya sangat kekurangan personil.
“Kami kekurangan personil. Kalau ditanya berapa jumlah idealnya, secara kuantitatif memang tergantung bagaimana memanagenya, kami disini cuman dua orang, masih sangat kurang” jelasnya.
Pihaknya pun sudah ada mengusulkan penambahan SDM di formasi penerimaan CPNS tahun ini.
“Kalau untuk formasi CPNS tidak ada, tapi untuk P3K saya lihat ada dua orang” imbuhnya.
Ia mencontohkan dengan kabupaten tetangga dimana dalam satu bidang personilnya belasan orang lebih.
“Kalau di Balangan di Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ada bagian Pariwisata, bagian Destinasi dan bagian Promisi. Satu bidang PNS-nya ada lima dan non PNS personilnya ada belasan orang” ujarnya.
“Kita perlu banget promosi, walaupun bidang Pariwisata sudah dibina bagus kalau tidak dipromosikan orang banyak tidak tahu, ini ujung tombaknya. Kita butuh personil yang menangani hal-hal seperti ini” timpalnya.
Promosi juga menurutnya membutuhkan sarana pendukung yang memadai, termasuk hal-hal teknis lainnya.
“Untuk buat konten, kita butuh komputer yang sesuai speknya. Teknisnya banyak yang kita perlukan, makanya kami berbenah banget di bidang ini” terangnya.
Tak ada sarana mobil Dinas
Tak hanya kakurangan personil, fasilitas mobil dinas juga tidak ada ia terima kecuali hanya kendaraan roda dua.
“Tidak ada fasilitas mobil dinas, adanya sepeda motor saja. Padahal kami sangat perlu karena banyak kegiatan operasional turun ke lapangan” katanya.
Katharina menyatakan ada 27 kelompok sadar wisata (Pokdarwis) se-Tabalong yang harus pihaknya bina, monitoring dan evaluasi yang mengharuskan turun lapangan.
“Bisa saja lewat telpon, tapi kita tidak bisa melihat kondisi riil dilapangan. Pernah ada kejadian di laporan bulanannya bagus, saat kita lihat dilapangan ternyata kondisinya tidak seperti yang dilaporkan” tukasnya.
Ia pun mengakui pihaknya sudah mengusulkan mobil dinas dianggaran perubahan tapi tidak disetujui.
“Kami tidak tahu alasannya apa, entah apa pertimbangannya. Kami dibidang Pariwisata sangat perlu” keluhnya.
Katharina menambahkan saat ini ia hanya menjalankan perencanaan dari pendahulunya.
“Saya baru masuk kesini Maret lalu, masih menjalankan apa yang direncanakan orang dulu” pungkasnya. (Boel)