Tanjung, kontrasX.com – Hotspot yang ditangkap oleh Satelit tidak semuanya berupa Kebakaran.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Seksi Perlindungan Hutan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tabalong, Aris Setiawan.
“Hotspot tidak melulu dari kebakaran, belum tentu. Bisa saja efek rumah kaca, panas batu bara atau cerobong asap yang terpantau satelit” bebernya pada kontrasX.com, Kamis (10/8).
Aris menuturkan KPH sendiri mendeteksi atau memonitor Hotspot melalui aplikasi Sipongi.
“Semua masyarakat juga bisa melihat maupun mengontrol titik api dengan mendownload Sipongi. Bisa juga pakai aplikasi Lapan, tinggal download di playstore” jelasnya.
Ia mencontohkan terdeteksinya 27 titik hotspot di Tabalong.
“10 titik di lahan milik masyarakat, sisanya sebagian besar berada di area PT. Conch. (Ternyata) cerobong asap, bukan kebakaran lahan dan hutan” tuturnya.
Terkait area pertambangan batu bara yang terdapat Hotspot Aris mengatakan titik api tersebut merupakan tanggung jawab si pemilik izin.
“Titik api yang ada di konsesi pertambangan menjadi tanggung jawab pemilik izin atau perusahaan. Kita hanya mengontrol perusahaan untuk melihat bagaimana kesiapan sarana dan prasarana maupun personilnya” katanya. (Boel)