TANJUNG, kontrasx.com – Ternyata masih banyak tenaga honorer di Tabalong yang penghasilannya jauh dari kata layak, apalagi berkesesuaian dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK).
Salah satunya adalah honorer Tenaga Pendidikan, istilah untuk Operator Sekolah maupun Tata Usaha (TU).Tenaga Pendidikan dari SMP 1 Muara Uya, Hairati mengatakan kesejahteraan tenaga kependidikan baik SD ataupun SMP masih sangat kurang.
“Anggaran untuk honor sekolah diambil dari dana BOS baik APBD maupun APBN yang bisa dianggarkan untuk honor” terangnya pada kontrasx.com, usai pertemuan di gedung Graha Sakata.
Hairati mengungkapkan honor yang ia terima setiap bulan tidak sampai Rp 1 juta.
“Honor yang saya terima sekitar Rp 800.000, bahkan kawan-kawan lainnya masih ada yang dapat honor kisaran Rp 400.000 – Rp 500.000 per bulan” bebernya.
Honorer yang sudah bekerja 18 tahun ini sangat berharap pemerintah daerah melalui instansi terkait bisa memberi perhatian.
“Tolong perhatikan kami. Kami juga bekerja di instansi pemerintahan” ucapnya parau.
Mewakili rekan-rekannya ia berharap honor yang mereka terima bisa sesuai dengan UMK.
“Supaya kami bisa sejahtera dan bekerja dengan nyaman, tidak hanya terbebani pekerjaan yang menumpuk tapi gajinya sedikit” lirihnya.
Hairati pun mengakui penghasilan tersebut masih kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
“Terpaksa dicukup-cukupkan, dari kasat mata tidak bisa cukup untuk satu keluarga, biaya hidup selalu naik” keluhnya.
Mau tidak mau ia pun harus memiliki pekerjaan sampingan untuk menutupi kekurangan.
“Kalau hanya mengharap honor ini saja tidak akan cukup” imbuhnya.
Ia pun berharap Disdikbud bisa memperjuangkan apa yang menjadi keinginan dan harapan Tenaga Kependidiikan.
“Dinas mudah-mudahan bisa memperjuangkan dan mengakomodir. Di forum tadi katanya terkendala payung hukum saja, dari DPRD mengatakan bisa diperhatikan dan diperjuangkan untuk sampai ke Sekda atau Bupati” katanya. (Boel)