TANJUNG, kontrasx.com – Kecamatan Murung Pudak menjadi wilayah kategori waspada tertinggi penyalahguna dan penangkapan narkotika di Tabalong.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Tabalong, Kompol Ricky Lesmana saat press release laporan akhir tahun di kantor BNNK setempat, Kamis (9/12).
“Berdasarkan basedata polres dan BNNK,wilayah waspada tertinggi penyalahguna dan penangkapan ada di kecamatan Murung Pudak, ini berdasarkan jumlah penyalahguna dan jumlah beberapa kali penangkapan” ungkapnya.
Melihat itu, pihaknya pun mencoba membuka layanan Pos Konseling Narkoba (Poskona) untuk memudahkan masyarakat berkonsultasi terkait dengan penyalahgunaan narkoba beberapa waktu lalu.
“Pembentukan Poskona ini untuk menyentuh langsung masyarakat, kita menyadari banyak masyarakat segan datang ke kantor BNNK mereka mungkin trauma atau merasa malu dan takut sehingga kita berinisiatif untuk jemput bola” ujarnya.
Ricky menyebutkan layanan yang berada di kantor kecamatan Murung Pudak ini sementara masih membuka konseling, memberikan informasi dan tukar pendapat.
“Nanti kalau ada yang ingin diobati kita kawal keinginan mereka itu sampai proses rehabilitasi, kita juga menjamin kerahasiaan mereka, kalau mereka ingin bertemu secara diam-diam kami akan layani” sebutnya.
“Warga yang mengajukan rehabilitasi saat ini belum ada, namun ada beberapa warga yang berkeinginan untuk melakukan rehabilitasi” timpalnya.
Ia pun menuturkan layanan Poskona yang baru saja beroperasi beberapa waktu lalu pun mendapatkan sambutan positif dari masyarakat.
“Namun dalam pelaksanaan ini kami tidak bisa melakukan pelayanan full pada 6 hari kerja, jadi kami hanya bisa membagi dalam satu minggu itu tiga hari kerja saja dan pelayanannya dari pukul 09.00 sampai 11.00 wita, ini karena kita keterbatasan petugas” tuturnya.
Selain masyarakat di kecamatan Murung Pudak, di wilayah lain juga banyak yang menginginkan ada layanan Poskona.
“Saat beberapa hari Poskona berjalan banyak masukan-masukan dari masyarakat yang berkeinginan agar dibuka Poskona di tempat lain, tetapi untuk menindaklanjuti kami butuh waktu dan rencana kedepan nanti di kecamatan-kecamatan lain akan kami usahakan secara bergiliran” terangnya.
Ia mengatakan pembentukan Poskona ini bukan suatu yang mudah karena banyak hambatan.
“Pertama ini dibentuk tanpa biaya atau anggaran, kedua kami tidak memiliki ketersediaan SDM jumlah kami sangat terbatas jadi kami betul-betul bermodalkan semangat keinginan memberikan pelayanan prima pada masyarakat, saat ini kita sudah meminta BNNP menambah personil untuk layanan Poskona” katanya.
Ricky menyampaikan Poskona yang sudah ada ini diharapkan bisa menjadi batu loncatan kedepannya untuk membuka layanan di tempat lain sesuai keinginan masyarakat. “Dan ini sudah kami laporkan ke provinsi dan mereka sangat mengapresiasi dan tentunya ini akan menjadi catatan BNNP untuk menjadi contoh bagi BNNK yang lain” pungkasnya. (Can)