TANJUNG, kontrasX.com – Warga desa Banyu Tajun kecamatan Tanjung menutup jalur perlintasan angkutan batu bara milik PT. Adaro Indonesia, kemarin.
Tokoh masyarakat desa Banyu Tajun sekaligus mantan Kepala Desa, Husaini menuturkan penutupan jalan Hauling tersebut bermula saat desa mereka direndam banjir.
“Malam hari sebelum demo hampir seluruh rumah warga desa terendam air. Sampai subuh warga melakukan evakuasi, menyelamatkan isi dan perkakas rumah, kita hampir tidak bisa tidur semalaman” tuturnya pada kontrasx.com, Minggu (07/1).
Paginya, ia menghubungi pihak PT. Adaro untuk meminta bantuan berupa sampan (perahu karet) karena sangat dibutuhkan warga.
“Kata pihak Adaro mereka tidak bisa membantu kalau tidak ada surat persetujuan dari BPBD. Kami sudah beberapa hari kebanjiran, masa mau minjam sampan saja harus prosedural. Ini darurat” ucapnya kesal.
Sebagai “tetangga” Husaini sangat menyayangkan respon dari pihak perusahaan yang terkesan tidak peduli dan tak memahami kondisi warga.
“Kami bertetangga tidak baik, berusaha dan cari makan disini tapi saat diminta bantuan susah” cetusnya.
Melihat respon pihak perusahaan seperti itu, warga pun jengkel dan menutup jalur hauling yang melintasi desa di km 50.
“Dua kali kita tutup, awalnya kami hanya minta sampan namun melihat responnya demikian kita tambah lagi permintaan menjadi tiga yakni bantuan sampan, penerangan dan logistik. Kita minta logistik untuk makan karena tidak ada warga yang bisa masak dalam kondisi seperti ini, hampir seluruh rumah warga terendam” jelasnya.
“Akhirnya dibantu oleh perusahaan. Termasuk bantuan dari pemerintah daerah juga sudah datang. Sangat disayangkan, kami minta-minta dulu baru dikasih, tak paham-paham dengan kondisi masyarakat” timpalnya.
Husaini menyampaikan saat ini kondisi air sudah mulai berangsur surut dan sebagian rumah warga sudah tak terendam lagi.
“Air masih menggenangi halaman rumah” imbuhnya.
Meskipun demikian Husaini tetap memohon bantuan logistik baik dari pemerintah daerah ataupun swasta.
“Sudah satu minggu warga kami terdampak, tiga hari sebelum banjir hujan turun lebat berturut-turut, kemudian banjirnya empat hari, warga tidak bisa beraktifitas secara ekonomi, tidak bisa ke kebun. Karenanya warga kami masih membutuhkan bantuan logistik” ungkapnya.
Terpisah, Departemen Head CRM PT. Adaro Indonesia, Djoko Soesilo menyatakan banjir di Banyu Tajun sudah di tangani oleh pemerintah daerah, yang mana BPBD sebagai leader menangani banjir tersebut dan membuka dapur umum.
“PT. Adaro lndonesia dan mitra kerja sudah berkoordinasi dan berkomitmen dengan BPBD apabila ada suatu peristiwa di wilayah Tabalong siap bergerak menunggu instruksi dari BPBD. Instruksi tersebut satu pintu sehingga tidak ada lagi miskoordinasi di lapangan nantinya” terangnya.
Djoko memgatakan tim Adaro dan mitra kerja dari awal sudah standby menunggu instruksi tersebut dan siap bergerak.
“Akan tetapi sampai peristiwa itu terjadi tidak ada petunjuk dan permintaan. Sebelum peristiwa terjadi kami dan mitra kerja juga mendorongkan logistik ke desa Banyu Tajun” pungkasnya.
Sementara itu kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabalong, Haris Fakhrozi menyebutkan pihaknya sudah menyediakan satu buah perahu karet bagi warga Banyu Tajun.
“Ada satu perahu karet melalui UPBS Pugaan
untuk keselamatan dan kemanusiaan” katanya.(Boel)